Bagaimana Mengukur Kesuksesan dari Transactional Email Anda?

Artikel ini diperuntukan bagi orang-orang yang menganggap transactional email sebagai ikan kecil di kolam besar. Mengapa Anda tidak melacak keberhasilan transactional email Anda? Mungkin ada dua alasan – entah Anda tidak memiliki mekanisme pelacakan atau Anda mengabaikan transactional email tanpa alasan. Beberapa perusahaan juga menganggap transactional email sebagai sekedar pemberitahuan. Tapi sangat disayangkan jika tidak tahu nilai sebenarnya dari transactional email. Bisnis Anda bisa mengalami kemacetan jika transactional email tidak sinkron dengan pilihan customer.

Ada hal yang sangat penting yang harus Anda pelajari. Kita berbicara tentang perbedaan antara ‘deliver‘ dan ‘deliverability‘. Transactional email yang ter-deliver berarti ISP telah menerimanya. Yang biasanya terjadi dengan sukses. Tapi bagaimana dengan deliverability? Mari kita bicara tentang deliverability email yang merupakan keberhasilan masuk ke inbox customer.

Berikut adalah empat hal mudah yang harus dilakukan untuk meningkatkan transactional email Anda.

  1. Inbox Placement Rate

Hanya Tuhan yang tahu jika transactional email Anda mengalami bounce atau masuk ke dalam folder spam customer. Agar transactional email masuk ke dalam folder inbox email adalah hal yang tersulit. Email Service Provider (ESP) memastikan email yang masuk ke dalam inbox pengguna adalah berisikan konten yang memang memiliki value untuk pengguna melalui metode email filtering yang terus-menerus dikembangkan. Selain itu, faktanya adalah satu dari lima email komersial gagal mencapai inbox. Dalam situasi sulit seperti ini, dimana ESP tidak peduli dan tidak memberi Anda pengetahuan tentang inbox placement rate, bagaimana Anda bisa mengukur kesuksesan dari transactional email Anda?

Pertama dan yang terpenting: Temukan transactional email yang paling penting yang dikirim ke customer. Setiap bisnis mengirimkan setidaknya satu email kepada customer. Baik itu OTP email untuk melengkapi transaksi, email pemulihan password atau email verifikasi untuk membuat akun. Petakan customer journey, catat semua touch points dan koneksi di antara mereka. Sekali Anda mengetahui polanya, Anda akan dapat mengantisipasi tindakan customer berikutnya. Langkah selanjutnya adalah melacak open rate dari beberapa email. Click-through-rate akan mewakili sebagian besar dari customer, baik yang click pada link atau call to action melalui email. Email Anda harus memiliki CTA yang menarik yang seharusnya disukai dan diclick. Email yang pendek, simple dan personal akan memiliki open rate yang tinggi sebagaimana seperti dari seseorang yang customer kenali.

  1. Email Volumes

Kita semua setuju bahwa terlalu banyak email adalah gangguan yang besar. Kami melihat banyak pengguna yang berhenti subscribe dari daftar email marketing karena volume email yang besar. Akan terlihat bijaksana jika memberikan pembaca suatu cara untuk memudahkan mereka untuk menghapus transactional email seperti update akun dan notifikasi social media. Belajarlah menyukai unsubscribe karena sebenarnya Anda memang tidak butuh subscriber yang tidak tertarik. Namun apakah volume email akan melambat? Tidak, justru akan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Bagaimana email yang Anda kirim dapat menonjol dan menarik di inbox customer yang penuh sesak perlu dipikirkan. Anda perlu menganalisa volume dari transactional Anda. Transactional email dapat bervariasi dari email selamat datang dan pesan peringatan untuk reset password dan email pengabaian cart. Anda harus mengerti email volume berdasarkan aktivitas dan flow bisnis Anda. Anda harus memetakan transactional email untuk meningkatkan customer journey. Hal ini cukup mengkhawatirkan jika customer Anda menerima sejumlah besar hanya dengan menambah domain. Anda harus memudahkan proses atau langkah yang rumit sebisa mungkin. Apakah Anda mengirimkan email selamat datang ketika seseorang bergabung? Sekarang, hal tersebut mudah sekali dengan adanya marketing automation. Singkatnya, untuk customer Anda yang menambahkan domain, harus sesederhana menerima email selamat datang.

  1. Return of Investment (ROI)

Menurut Anda siapa yang mengirimkan transactional email? Jelas bukan orang marketing tetapi orang IT, operation dan tim lainnya. Anda perlu terhubung secara emosional dengan customer untuk meningkatkan ROI. Mari lihat dua template email berbeda, kami menguji apakah tipe A atau B meningkatkan sales.

  1. We Really Want You

Dear John,

Apakah Anda masih memutuskan untuk membeli beberapa barang yang Anda tinggalkan selagi berbelanja. Silahkan minta pertolongan apabila dibutuhkan. Anda dapat menyelesaikan pesanan Anda sekarang.

  1. Call to Action

Dear John,

Kami melihat bahwa Anda telah meninggalkan barang-barang Anda pada keranjang belanja. Cepat dan selesaikan pesanan Anda dalam waktu 24 jam untuk mendapatkan diskon 20%. Lakukan sekarang sebelum terlambat.

Sekarang Anda dapat memutuskan transactional email seperti apa yang akan lebih berhasil. Anda dapat memenangkan kembali customer dengan secara emosional terhubung dengannya atau dengan menciptakan sense of urgency.

Leads generated who turned into customers

Menciptakan arus revenue dengan memberikan penawaran terbaik bagi customer Anda adalah ide cemerlang. Mengukur open rate pada email selamat datang juga merupakan solusi yang bagus. Jika open rate pada email selamat datang tinggi, maka konversikan mereka ke dalam revenue dengan menawarkan diskon lebih. Monitor customer yang telah melakukan pembelian. Ini juga akan membantu Anda untuk mengetahui customer Anda lebih baik. Analisa touch point dari transactional email Anda. Hal tersebut akan membawa sesuatu yang baru. Anda akan mengetahui kebutuhan subscriber Anda untuk menjadi customer. Teruslah meyediakan nilai lebih pada setiap perhentian untuk mengubah calon customer menjadi real customer.

  1. Bounce Management

Apakah ada filter untuk transactional email? Namun bagaimana itu mungkin? Terkadang customer akan segera melakukan tindakan pada pendaftaran akun dan lupa email juga passwordnya. Sementara beberapa customer akan menyimpan transactional email di inbox mereka dan membuat to-do-list. Beberapa customer mungkin menggunakan aplikasi untuk menyimpan data pada transactional email. Bagaimanapun juga, jika transactional email terlihat seperti promosi, maka customer tidak akan ragu menandainya sebagai spam, meski secara teknis adalah transactional. Sayangnya, email tidak harus selalu spam untuk dapat di-blacklist atau di-block.

It is frustrating to see my email bounce!

Jangan lewatkan kesempatan untuk mengukur tingkat bounce email. Metrik penting ini dapat mencakup banyak aspek bisnis Anda. Buatlah sistem manajemen solid untuk bounce email. Bahkan sebelum berbicara tentang sistem bouncing, Anda harus membangun reputasi yang sangat baik agar email Anda dapat masuk inbox. Kembali ke sistem yang harus blacklist semua email yang bounced dari daftar email Anda kedepannya. Daftar email Anda harus terus berkembang sehat dengan semua pengguna yang engaged. Jangan lupa untuk menghapus orang-orang yang tidak membuka transactional email Anda dalam beberapa bulan. Lacak pengguna yang telah unsubscribe dari daftar email dan cari tahu alasannya.

Hal penting lainnya adalah transactional email sensitif terhadap waktu. Timing email Anda harus tepat dan email harus tersampaikan sesegera mungkin setelah trigger event.

Contoh: Email seperti selamat datang dan konfirmasi, reset password dan peringatan keamanan, dll. Hasil dari pengiriman email yang tepat waktu akan meningkatkan kepercayaan untuk men-drive langkah-langkah selanjutnya yang dibutuhkan.

 

Conclusion

Anda suka menghabiskan waktu untuk tidak hanya memoles halaman web Anda, tetapi juga dalam merancang email yang mencolok dan ajakan bertindak. Anda bahkan akan pusing dalam merancang newsletter. Transactional email Anda juga pantas mendapatkan perhatian yang sama. Jangan hanya mengatur dan melupakannya. Teruslah tingkatkan transactional email Anda!

 

Source:

www.netcore.in